PURA TANAH LOT
Salah satu Pura di Bali yang sangat terkenal sampai ke mancanegara adalah Pura Tanah Lot. Mungkin sebagian dari anda sudah pernah mendengar atau berkunjung ke obyek wisata Pura Tanah Lot. Keindahan sunset Tanah Lot di sore hari, menjadi daya tarik utama wisatawan berlibur ke tempat wisata Tanah Lot Bali. Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang, berjarak sekitar 300 meter dari garis pantai. Karena lokasinya berada di lepas pantai, maka deburan ombak pantai Tanah Lot Tabanan akan menerpa batu karang.
Karena pura Tanah Lot berada di area lepas pantai, maka untuk dapat mengakses pura akan melewati jalan batu pada saat air laut surut. Dari lokasi batu karang, untuk mencapai pura, pengunjung harus menaiki anak tangga batu. Di dalam area batu karang terdapat beberapa goa kecil yang didalamnya dihuni beberapa ular berwarna belang putih hitam. Ular belang putih hitam ini bagi masyarakat lokal disebut sebagai ular suci Tanah Lot Bali.
Sejarah Tanah Lot
Disaat anda berwisata atau berencana mengunjungi objek wisata Tanah Lot Bali, pernahkah anda ingin mengetahui tentang sejarah berdirinya Pura Tanah Lot? Jika jawabannya iya, silakan di baca lebih lengkap tentang sejarah Tanah Lot Bali di bawah ini!
Sejarah Tanah Lot Bali Indonesia berdasarkan legenda. Salah satu legenda mengisahkan pada abad ke -15, Bhagawan Dang Hyang Nirartha atau dikenal dengan nama Dang Hyang Dwijendra melakukan misi penyebaran agama Hindu dari pulau Jawa ke pulau Bali. Pada saat itu yang berkuasa di pulau Bali adalah Raja Dalem Waturenggong. Beliau sangat menyambut baik dengan kedatangan dari Dang Hyang Nirartha dalam menjalankan misinya, sehingga penyebaran agama Hindu berhasil sampai ke pelosok – pelosok desa yang ada di pulau Bali.
Desa Beraban Tabanan Awal Mula Sejarah Pura Tanah Lot
Dalam sejarah Tanah Lot, dikisahkan Dang Hyang Nirartha, melihat sinar suci dari arah laut selatan Bali. Maka Dang Hyang Nirartha mencari lokasi dari sinar tersebut. Tibalah beliau di sebuah pantai di desa yang bernama desa Beraban Tabanan. Ketika Dang Hyang Nirartha melihat keindahan pantai di desa Braban Tabanan Bali, Dang Hyang Nirartha memutuskan bahwa lokasi pantai sangat cocok untuk lokasi pura suci bagi dewa laut.
Bendesa Beraban Sakti
Pada saat itu desa Beraban dipimpin oleh Bendesa Beraban Sakti, yang sangat menentang ajaran dari Dang Hyang Nirartha dalam menyebarkan agama Hindu. Bendesa Beraban Sakti, menganut aliran monotheisme.
Dang Hyang Nirartha melakukan meditasi diatas batu karang yang menyerupai bentuk burung beo yang pada awalnya berada di daratan. Dengan berbagai cara Bendesa Beraban ingin mengusir keberadaan Dang Hyang Nirartha dari tempat meditasinya.
Sejarah Pura Tanah Lot Legenda Dang Hyang Nirartha
Menurut sejarah Tanah Lot berdasarkan legenda Dang Hyang Nirartha memindahkan batu karang (tempat bermeditasinya) ke tengah pantai dengan kekuatan spiritual. Batu karang tersebut diberi nama Tanah Lot yang artinya batu karang yang berada di tengah lautan. Semenjak peristiwa tersebut, Bendesa Beraban Sakti mengakui kesaktian yang dimiliki Dang Hyang Nirartha. Selain itu, Bendesa Beraban Sakti juga menjadi pengikut Dang Hyang Nirartha untuk memeluk agama Hindu, bersama dengan seluruh penduduk setempat.
Dikisahkan di sejarah Tanah Lot, sebelum meninggalkan desa Beraban, Dang Hyang Nirartha memberikan sebuah keris kepada bendesa Beraban. Keris tersebut memiliki kekuatan untuk menghilangkan segala penyakit yang menyerang tanaman. Keris tersebut disimpan di Puri Kediri dan dibuatkan upacara keagamaan di Pura Tanah Lot setiap enam bulan sekali. Semenjak hal ini rutin dilakukan oleh penduduk desa Beraban, kesejahteraan penduduk sangat meningkat pesat, dengan hasil panen pertanian yang melimpah dan mereka hidup dengan saling menghormati.
Komentar
Posting Komentar